Ketua Umum DPP LDII: Dalam Pluralitas, Umat Islam Harus Kedepankan Nasionalisme

Palangkaraya (22/11). Ketua Umum DPP LDII menegaskan bahwa umat Islam di Indonesia tidak dalam posisi seperti masyarakat di Timur Tengah. Tapi orang Indonesia yang beragama Islam, yang lahir dalam kondisi pluralitas. Untuk itu dibutuhkan sikap saling menghargai dan toleransi, sehingga pemahaman sempit mengenai kebenaran terkait agama bisa memicu perpecahan.

“Kita bangsa Indonesia lahir dalam perbedaan agama, suku, dan ras. Meskipun setiap pemeluk agama meyakini kebenaran agamanya, tapi seluruh bangsa Indonesia memiliki kewajiban merawat kebhinnekaan bangsa ini, agar terus tercipta persatuan dan kesatuan,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso di sela-sela Musyawarah VII LDII Kalimantan Tengah, pada Sabtu (20/11) di Aula Eka Hapakat, Kompleks Kantor Gubernur Kalteng.

Ia mengajak warga LDII dan masyarakat Indonesia, agar mengedepankan keutuhan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Menurutnya, umat Islam memiliki jasa yang besar terhadap terbentunya Republik Indonesia, namun para pendiri bangsa itu dengan pikiran jauh ke depan tidak ingin mendominasi Indonesia.

“Keindahan bangsa Indonesia karena kondisi pluralitasnya, para pendiri bangsa sadar perbedaan tersebut adalah rahmat. Bila dikelola dengan baik bisa menjadi modal membangun peradaban besar yang kaya nilai positif,” imbuhnya. Sebaliknya, bila tidak dikelola dengan baik perbedaan tersebut bisa meruntuhkan bangsa Indonesia.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Gubernur Edy Pratowo, mengatakan LDII sebagai komponen bangsa agar terus berkontribusi dalam membangun dan menjaga moral umat.

Ia berpesan, agar umat Islam mengedepankan kebersamaan dalam bingkai persatuan dan kesatuan. Bangsa Indonesia, lanjutnya, memiliki latar belakang keyakinan agama yang berbeda. Munculnya kelompok-kelompok kepentingan yang dilatarbelakangi etnis, adat isitadat, budaya maupun agama, dapat menjadikan embrio munculya konflik dan kerawanan sosial.

“LDII diharapkan dapat lebih meningkatkan perannya untuk menciptakan suasana yang aman, tentram, dan kondusif serta peka terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul baik di lingkungan intern maupun masyarakat,” tegas Edy.

Edy mengatakan, pemerintah telah berupaya untuk menciptakan situasi yang kondusif, dengan melaksanakan berbagai program strategis pembangunan, “Salah satunya dengan memberi mendorong kesadaran kolektif umat beragama, agar hidup rukun, memiliki solidaritas, dan rasa kebersamaan antara umat beragama,” imbuhnya.

Pemerintah menurutnya juga mendorong seluruh organisasi kemasyarakatan (Ormas) meningkatkan peran dan fungsi lembaga keagamaan, dalam mengatasi dampak negatif perubahan sosial. Upaya-upaya tersebut tidak dapat terlaksana tanpa partisipasi aktif dari semua komponen masyarakat.

“Mari bersama-sama menjaga kebersamaan antara umat beragama, terutama antar umat Islam, untuk meraih tujuan baik dalam pembangunan mental maupun pembangunan fisik, khususnya di Kalimantan Tengah,” harapnya.

Edy Pratowo memberikan apresiasi atas kontribusi dan dukungan seluruh ormas, termasuk LDII. Dalam perannya membantu pemerintah daerah dan pusat dalam menjalankan program nasional. Terutama membangun karakter bangsa, agar Indonesia menjadi bangsa yang unggul. (kim//*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *