Fokus Teliti Sorgum, Cocok untuk Ketahanan Pangan dan 8 Bidang Pengabdian LDII

Tanah Laut (15/6). Tanaman sorgum dijadikan sebagai salah satu program unggulan DPD LDII Tala di bidang ketahanan pangan. Hal ini bermula sejak dua tahun lalu, Ketua DPD LDII Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan Anton Kuswoyo yang fokus meneliti tanaman sorgum di Kalimantan Selatan. Setelah berkali-kali mencoba mencari ide penelitian untuk lanjut studi S3 (doktoral), akhirnya Anton memutuskan untuk mengambil topik penelitian tentang sorgum.

Pertengahan tahun 2022 Anton pun mulai melakukan uji coba budidaya sorgum di kebun miliknya. Meskipun baru pertama kali menanam sorgum, namun sudah menunjukkan hasil yang cukup baik. Sorgum tumbuh dengan normal hingga menghasilkan biji yang siap dipanen. Lalu setelah diterima masuk pendidikan doktoral di Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Anton pun melanjutkan penelitiannya tentang sorgum. Kali ini dirinya fokus mengembangkan budidaya sorgum di lahan marginal yaitu lahan bekas tambang batubara yang ada di Kabupaten Tanah Laut.

Setalah satu tahun lebih meneliti budidaya sorgum di lahan pascatambang, Anton pun melihat peluang besar sorgum menjadi sumber pangan alternatif. Menurutnya selain sebagai pakan ternak (barang, daun, dan biji), biji sorgum yang sudah tua juga bisa dijadikan sebagai pangan bagi manusia. “Istilahnya sebagai nasi sorgum yang dimasak seperti beras. Bahkan nasi sorgum sangat direkomendasikan untuk penderita diabetes dan lansia. Karena kandungan gulanya sangat rendah”, ungkap Anton, 12/6.

“Sudah banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sorgum sangat cocok untuk pangan maupun pakan ternak. Salah satu keunggulan sorgum adalah sekali tanam tapi bisa dipanen berkali-kali. Tidak seperti jagung atau padi yang hanya sekali panen saja. Kandungan protein dan karbohidratnya juga cocok untuk dikonsumsi manusia”, lanjut Anton.

“Insya Alloh dalam waktu dekat kami akan berdiskusi dengan Komandan Kodim 1009 Tala tentang program ketahanan pangan. Karena di TNI pun juga ada program ketahanan pangan nasional. Semoga ini bisa menjadi kontribusi LDII dalam mewujudkan 8 bidang pengabdian LDII untuk bangsa, yaitu salah satunya adalah ketahanan pangan,” tutup Anton.

Saat ini Anton pun dipercaya oleh profesor pembimbing S3-nya untuk melakukan budidaya sorgum seluas 4 hektare di lahan pascatambang batubara. Saat ini Anton bersama dosen pembimbing mendapatkan hibah pendanaan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk program budidaya sorgum di lahan pascatambang sebagai sumber hijauan pakan ternak. (Kus)

 

Oleh: Anton Kuswoyo (contributor) / rully kuswahyudi (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *