Generus LDII Ikuti Pelatihan Manajemen Perpusatakaan yang diadakan Pemkab Demak
Demak (30/5). Era digital tampak nyata berpotensi menggerus minat baca dan menyebabkan berkurangnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan. Meski demikian, hal ini tidaklah berlaku bagi 30 kelompok taman bacaan masyarakat yang mendapatkan undangan Pelatihan Manajemen Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Demak. Acara yang digelar pada hari Rabu, 20 Mei 2025 di Aula dinas tersebut selain dibuka oleh Sekretaris Daerah, juga dihadiri oleh dua narasumber dari Perpusnas Sugiri dan Pelatih Ahli & Pengelola Perpusdes Gladagsari Kab.Boyolali Daryati.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Demak Agung Hidayanto menyampaikan bahwa untuk menjawab tantangan jaman maka strategi pengelolaan perpustakaan di daerah saat ini adalah transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Upaya nyata yang dilakukan diantaranya adalah bersinergi dengan Perpusnas untuk memberikan bantuan hibah 1.000 buku sekaligus pembekalan manajemen pengelolaannya kepada kelompok masyarakat peduli perpustakaan.
Taman Baca “Cahya Bangsa”, merupakan salah satu yang mendapatkan kepercayaan hadir dalam pembekalan bagi penerima hibah tahun 2025. Menariknya, perpustakaan ini berbasis pengelolaan remaja Masjid Ar Royan yang menjadi binaan DPD LDII Kabupaten Demak.
Secara khusus narasumber, menyatakan simpatinya saat mendengar penjelasan pengelola perpustakaan Fachrul Mujadid Latif bahwa secara rutin setiap bulan memfasilitasi usia cabe rawit sampai dengan lansia untuk berkunjung ke Perpustakaan Daerah yang dimiliki Pemkab Demak ini. Tidak hanya membaca mereka secara kolektif meminjam buku untuk dibawa ke taman baca masjid sebagai bahan bacaan.
Secara terpisah Ketua DPD LDII Kabupaten Demak, Kurniawan Arifendi menjelaskan, bahwa menuju Indonesia Emas membutuhkan generus yang memiliki literasi yang memadai untuk membangun wawasan kebangsaan yang kuat. “Hiruk pikuk informasi global memang tidak dapat dihindari, namun adanya taman bacaan di lingkungan masjid, menjadi secercah cahaya untuk tetap beristiqomah untuk membangun wawasan kebangsaan. Itulah makna nama “Cahya Bangsa” itu kita pilih sebagai pilot project,” demikian ujar Kurniawan.
Oleh: S14HQJ – Jtg 15.02 – Singgih Karyanto 085727310354 (contributor) / rully kuswahyudi (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng