Siapkan Pernikahan Tanpa Pacaran, LDII DIY Wadahi Ta’aruf Generus Melalui Kegiatan Bertajuk “Satu Frekuensi”

 

 

Sleman (30/7). DPW LDII Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam pembinaan generasi muda. Melalui kegiatan bertajuk “Satu Frekuensi,” ratusan generasi penerus (generus) dari lima kabupaten atau kota se-DIY berkumpul di Youth Centre Yogyakarta, Minggu (20/7), untuk mengikuti ajang ta’aruf dalam bingkai syariat Islam.

Mengusung tema “Satu Frekuensi: Sarana Ta’aruf untuk Frekuensi Serasi”, kegiatan ini menjadi ruang silaturahim sekaligus perkenalan bagi generus usia menikah tanpa melalui proses pacaran. Acara ini dirancang sebagai bentuk ikhtiar mencetak generasi yang siap membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.

Wakil Ketua Panitia, Iqbal Gustyno, menjelaskan, kegiatan ini sejalan dengan visi pembinaan generus LDII. “Kebarokahan dalam hubungan akan lebih mudah diraih jika muda-mudi memilih proses ta’aruf sebagai jalan menuju pernikahan, bukan pacaran,” ujarnya.

LDII DIY juga menyosialisasikan indikator kesiapan menikah kepada para peserta. Wakil Ketua DPW LDII DIY, Qomarudin, menyampaikan pentingnya pembekalan keilmuan sebagai fondasi kesiapan menikah. “Menunda menikah berarti menunda masa depan. Melalui kegiatan ini, kami berharap generus memahami urgensi menikah dan mempersiapkan diri secara utuh,” terang Qomar.

Kegiatan Satu Frekuensi dikemas dengan pendekatan ramah dan interaktif. Para peserta, yang berjumlah sekitar 280-an orang, mengikuti rangkaian acara mulai dari nasihat agama yang disampaikan oleh KH. Isrudjito selaku Dewan Penasihat (Wanhat) DPW LDII DIY, permainan kelompok lintas pos, hingga Focus Group Discussion (FGD) untuk membangun komunikasi yang alami dan santun.

Panitia menyambut peserta dengan hangat sejak pagi. Selama kegiatan, peserta diajak mengikuti sesi demi sesi, termasuk makan siang bersama dan salat berjamaah, yang turut membangun suasana kekeluargaan dan spiritualitas.

Iqbal berharap kegiatan ini dapat menjadi jembatan menuju pernikahan yang barokah. “Kami ingin para generus menemukan pasangan hidup yang sefrekuensi dan sevisi dalam membangun rumah tangga sesuai syariat Islam,” imbuhnya.

Banyak peserta mengaku mendapatkan pengalaman baru dalam proses saling mengenal yang sesuai tuntunan agama. Beberapa bahkan menyampaikan harapan agar kegiatan ini bisa ditindaklanjuti secara lebih serius.

LDII DIY berharap program seperti Satu Frekuensi bisa berlanjut dan terus dikembangkan. Dengan dukungan kreativitas panitia dan antusiasme peserta, acara ini membuktikan bahwa perkenalan yang diniatkan karena Allah dapat menjadi awal menuju keluarga harmonis dan berkah.

 

Oleh: Thesa Sandika Bidari (contributor) / Riska Sabilah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Leave a Reply

Your email address will not be published.