LDII Kota Bekasi Kerja Sama dengan Kemenag Pantau Hilal 1 Safar 1447 H di POB Cibeas Sukabumi

 

Sukabumi (9/8). Kegiatan pemantauan hilal 1 Safar 1447 Hijriah dilaksanakan pada Jumat (25/7) di Pos Observasi Bulan (POB) Cibeas, Sukabumi. Pemantauan ini bertujuan menentukan awal bulan Safar melalui metode rukyatul hilal, yaitu pengamatan langsung bulan sabit muda setelah matahari terbenam.

Tim Hilal LDII Kota Bekasi turut terlibat aktif sebagai bagian dari tim pemantau gabungan. Kehadiran mereka menunjukkan peran Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dalam mendukung pelaksanaan rukyatul hilal yang akurat dan ilmiah. Tim LDII bekerja bersama Kementerian Agama, tokoh masyarakat, dan pengamat falak lainnya untuk memastikan proses berjalan sesuai standar.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya H. Dwi Pramono, H. Budi Raharjo, Aji Prasetyo, Achmad Taufik, serta para pengurus internal dan tokoh masyarakat setempat.

Observasi dilakukan pada 29 Muharram 1447 H atau bertepatan dengan (27/7), setelah terbenamnya matahari. POB Cibeas dipilih karena lokasinya strategis, memiliki cakrawala barat yang terbuka, dan minim gangguan visual seperti gedung atau pepohonan, sehingga mendukung visibilitas hilal secara maksimal.

Pengamatan menggunakan teleskop dan alat bantu optik, disertai metode mata telanjang sesuai ketentuan rukyat. Menurut keterangan tim teknis, hasil pengamatan akan menjadi acuan resmi penetapan awal bulan Safar oleh pemerintah. Jika hilal terlihat, 1 Safar 1447 H jatuh keesokan harinya. Jika tidak, bulan Muharram akan digenapkan menjadi 30 hari.

Penetapan ini penting untuk menjaga keseragaman kalender Islam nasional. Selain sebagai penentu awal bulan, kegiatan ini menjadi sarana edukasi publik tentang pentingnya rukyatul hilal dalam sistem penanggalan Hijriah.

Keterlibatan berbagai elemen masyarakat, termasuk Tim Hilal LDII Kota Bekasi, mencerminkan sinergi positif antara pemerintah, ormas, dan komunitas ilmiah dalam mendukung pelaksanaan ibadah yang tepat waktu dan terukur secara ilmiah.

Meskipun potensi kendala seperti cuaca mendung tetap menjadi pertimbangan, pemantauan tahun ini berjalan lancar sesuai protokol. Tim berharap hasil yang diperoleh dapat memperkuat akurasi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses penentuan awal bulan Hijriah.

 

Oleh: ananto (contributor) / Riska Sabilah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Leave a Reply

Your email address will not be published.