LDII Purwakarta Soroti Fenomena Ghuraba: Tetap Belajar Saat Dunia Berpaling dari Agama
Purwakarta (12/8). Nasihat keagamaan penuh makna disampaikan H Mochammad Ridwan Nachdi selepas Salat Jumat di Masjid Nurridwan, PAC LDII Kelurahan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dalam ceramah bertema “Keistiqamahan di Akhir Zaman,” ia mengangkat fenomena “Ghuraba,” yaitu orang-orang asing yang tetap memegang teguh agama ketika banyak orang meninggalkannya.
Mengawali tausiyah, Ridwan mengingatkan tanda-tanda akhir zaman sudah terlihat. Islam menjadi asing di tengah umat Islam sendiri, ajaran sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam banyak ditinggalkan, dan orang-orang yang berusaha mengamalkannya justru dianggap aneh bahkan ekstrem.
“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali sebagaimana saat ia muncul pertama kali. Maka beruntunglah orang-orang yang asing (ghuraba),” ujar Ridwan.
Ia menjelaskan, orang-orang yang istiqamah dalam beragama meski berada di lingkungan yang rusak adalah mereka yang dipuji dalam syariat. Mereka disebut pembawa cahaya di tengah gelapnya zaman.
“Rasulullah ditanya: Wahai Rasulullah, siapa itu orang-orang asing (ghuraba)? Beliau bersabda: ‘Mereka adalah orang-orang yang memperbaiki (keadaan) saat manusia berada dalam kerusakan.’” (HR. Ahmad)
Ridwan mengingatkan bahwa di masa seperti ini, orang yang bersabar berpegang pada agama ibarat menggenggam bara api. Dibutuhkan kekuatan iman, kesabaran, dan ilmu untuk bertahan dalam ketaatan.
“Akan datang suatu masa, orang yang bersabar berpegang pada agamanya seperti menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260)
Ia menambahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan ketenangan dan keberkahan bagi orang-orang yang tetap istiqamah. “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.” (QS. Al-Ahqaf: 13)
Tak hanya itu, rezeki yang luas dan kehidupan yang diberkahi juga dijanjikan bagi mereka yang lurus di jalan agama. “Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (QS. Al-Jin: 16)
Menutup tausiyah, Ridwan mengajak warga untuk terus menuntut ilmu agama dan membentengi diri dengan pemahaman Islam yang benar. “Belajarlah agama dengan sabar dan istiqamah. Karena di masa seperti ini, menuntut ilmu adalah bentuk perjuangan dan perlawanan terhadap kejahilan yang sistemik,” pungkasnya.
Oleh: KG Ing Suro (contributor) / Riska Sabilah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng