LDII Banten Mengabdi untuk Negeri di Momen HUT ke-80 RI
Cilegon (4/9). Bulan Agustus bukan hanya menjadi perayaan kemerdekaan, namun juga ditetapkan sebagai Bulan Bakti Nasional yang sarat makna bagi bangsa Indonesia. Tradisi ini tumbuh sebagai wujud semangat gotong royong dan kepedulian sosial, yang merupakan nilai luhur bangsa. Kegiatan bakti nasional dilaksanakan setiap tahun mulai 1–31 Agustus.
LDII menjadi salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) yang aktif mendukung program ini. Sesuai dengan 8 Pengabdian LDII untuk Bangsa, poin pertama adalah kebangsaan, karena cinta tanah air wajib dimiliki oleh setiap warga negara.
LDII mengawali rangkaian kegiatan dengan kerja bakti serentak, bergotong royong membersihkan lingkungan, masjid, hingga yayasan dan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Salah satu kegiatan unik adalah pengibaran bendera merah putih di dasar laut serta transplantasi karang.
Ketua DPP LDII yang membidangi Pemuda, Kepanduan, Olahraga, dan Seni Budaya, Edwin Sumiroza, menegaskan pentingnya membangun kesadaran geografis bagi generasi muda. “Laut kita lebih luas daripada daratan. Jika ekosistem laut rusak, maka daratan pun akan terdampak,” ujarnya.
Edwin menambahkan, kemerdekaan yang dinikmati saat ini adalah hasil perjuangan para pendahulu. Maka, mengisinya dengan hal-hal positif menjadi kewajiban bersama. “Transplantasi karang adalah bentuk cinta kita kepada alam. Karang tumbuh sangat lambat, hanya sekitar satu sentimeter per tahun, namun punya peran besar menjaga keseimbangan ekosistem laut. Jika tidak kita rawat, generasi berikutnya tidak bisa menikmatinya,” jelasnya.
Dalam rangkaian Bakti Nasional ini, LDII juga mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari pembentangan bendera merah putih raksasa, bersih pantai, hingga pengibaran bendera di dasar laut. “Semua ini adalah wujud nyata kontribusi LDII untuk bangsa,” tambah Edwin.
Senada, Dimo Tono Sumito menyampaikan bahwa Agustus adalah bulan penuh syukur sekaligus pengingat jasa para pahlawan. “Usia kemerdekaan kita genap 80 tahun. Kita diwarisi negeri kaya sumber daya alam yang luar biasa, yang belum tentu dimiliki bangsa lain. Kita lahir, dibesarkan, hidup, dan insya Allah akan wafat di Indonesia. Maka kita wajib menjaga dan merawat kebhinekaan agar negara ini terus maju,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa LDII melalui 29 Karakter Luhur terus berupaya sejalan dengan program pemerintah untuk membangun karakter bangsa. “Dengan mengamalkan karakter luhur, kita yakin bisa memberi kontribusi nyata dalam memperkuat persatuan bangsa,” pungkasnya.
Oleh: Bung Pream (contributor) / Riska Sabilah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng