Perkuat Kerukunan Jelang Natal dan Tahun Baru, DPW LDII Sumsel Hadiri FGD Pemuda Lintas Agama

Palembang (27/12). Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumatera Selatan menghadiri Forum Group Discussion (FGD) Aliansi Pemuda Lintas Agama Sumatera Selatan yang digelar Direktorat Intelijen dan Keamanan (Ditintelkam) Polda Sumsel, Rabu (3/12), di Hotel Batiqa Palembang. FGD bertema “Merayakan Perbedaan, Menguatkan Persatuan” ini diikuti berbagai komunitas dan lembaga keagamaan lintas iman, pelajar, mahasiswa, serta insan media.

Kegiatan dibuka Direktur Intelkam Polda Sumsel Hadi Wiyono, yang menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. “Tanggung jawab menjaga kerukunan adalah tanggung jawab kolektif. Pemuda lintas agama harus menjadi garda terdepan sebagai duta kerukunan dan mampu menangkal intoleransi, terutama di ruang digital. FGD ini menjadi landasan agar perayaan Natal dan Tahun Baru berlangsung aman, damai, dan penuh toleransi,” ujarnya.

Diskusi dipandu moderator dari Pemuda LDII Abdillah Utomo, dengan menghadirkan sejumlah narasumber lintas lembaga. Perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel Kemas Badaruddin, menekankan pentingnya peran pemuda lintas agama sebagai mediator dalam menjaga keharmonisan, khususnya pada momentum perayaan hari besar keagamaan. “Pemuda sangat dibutuhkan untuk menjadi jembatan komunikasi lintas agama demi mewujudkan keharmonisan,” jelasnya.

Sekretaris DPW LDII Sumsel Wildan Sholih, menilai FKUB sebagai wadah strategis dalam membangun dan menggerakkan kerukunan umat beragama. “Sejauh ini FKUB telah menjadi wadah yang representatif dan disepakati bersama dalam mewujudkan kerukunan antarumat beragama,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan Keuskupan Agung Palembang Stefanus Sigit Pranoto, menegaskan bahwa kerukunan umat beragama berangkat dari kecintaan terhadap bangsa. “Mengasihi negara dengan segenap hati berarti juga mengasihi sesama warga negara, termasuk yang berbeda suku dan keyakinan,” tuturnya.

Ketua Komisi Fatwa MUI Sumatera Selatan Nur Kholis, menekankan pentingnya ukhuwah wathaniyah sebagai fondasi keharmonisan sosial. Ia mengajak ulama dan pemuda untuk berada di garis depan mencegah penyebaran intoleransi dan radikalisme. “MUI bersama elemen pemuda harus aktif menjaga persatuan bangsa dan memperkuat kohesi sosial,” katanya.

Dari perspektif negara, Koordinator Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang Sudharmono Latief, mengingatkan pentingnya menempatkan identitas kebangsaan di atas identitas primordial. “Kesadaran bahwa kita satu bangsa dan satu negara harus diletakkan di atas segala perbedaan,” tegasnya.

Melalui FGD ini, diharapkan lahir rekomendasi yang aplikatif dan dapat diimplementasikan oleh pemuda lintas agama bersama instansi terkait, guna menjaga stabilitas keamanan dan kerukunan umat beragama di Sumatera Selatan selama perayaan Natal 2025 hingga Tahun Baru 2026.

Oleh: jusef imelsa (contributor) / Nisa Ulkhairiyah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Leave a Reply

Your email address will not be published.