Tim Rukyatul Hilal LDII Kota Kediri Amati Hilal di Wonosalam

Kediri (31/12). Tim Rukyatul Hilal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kota Kediri bersama Pondok Pesantren Wali Barokah melaksanakan pengamatan hilal awal bulan Jumadil Akhir 1447 Hijriah pada Jumat (21/11). Kegiatan ini dipusatkan di kawasan Perkemahan Bumi Cinta Alam Indonesia (CAI) Kosambiwojo, Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Anggota Tim Rukyatul Hilal LDII Kota Kediri Yuda Langgeng, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan menentukan awal bulan Jumadil Akhir 1447 H, tetapi juga memiliki nilai edukatif, khususnya bagi generasi muda LDII. “Selain untuk penentuan awal bulan Hijriah, pengamatan ini menjadi sarana pembelajaran langsung bagi generasi muda LDII dalam memahami ilmu falak dan praktik rukyat,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan observasi, tim menggunakan berbagai perangkat pendukung seperti teleskop, teodolit, serta kamera digital untuk mendeteksi dan mendokumentasikan kemungkinan kemunculan hilal. Proses pengamatan dilakukan oleh perukyat yang berpengalaman dengan mengikuti kaidah astronomi dan prosedur yang berlaku.

Yuda menambahkan, kegiatan rukyatul hilal juga bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penetapan awal bulan Hijriah dilakukan melalui proses ilmiah yang terukur dan akurat. “Ilmu falak merupakan bagian penting dari tradisi keilmuan Islam yang perlu terus dilestarikan,” katanya.

Hasil pengamatan hilal tersebut selanjutnya akan disusun dalam laporan resmi dan disampaikan kepada DPW LDII Jawa Timur untuk diteruskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII sebagai bahan pertimbangan penetapan awal bulan Jumadil Akhir 1447 H.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Kota Kediri, Agung Riyanto, menegaskan pentingnya menjaga tradisi rukyatul hilal sebagai bagian dari khazanah keilmuan Islam. Menurutnya, kegiatan ini merupakan kontribusi LDII dalam mendukung penetapan kalender Hijriah yang ilmiah dan akuntabel. “Ke depan, rukyatul hilal akan terus kami laksanakan dengan melibatkan lebih banyak generasi muda agar estafet keilmuan falak tetap terjaga,” pungkasnya.

Oleh: Yuda Langgeng (contributor) / Nisa Ulkhairiyah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Leave a Reply

Your email address will not be published.