LDII Ngaresrejo Wujudkan Kreasi di Masa Pandemi
Sidoarjo – Sungguh membukakan mata dan telinga bagi yang mendengarnya. Komunitas ibu-ibu PAC LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Desa Ngaresrejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo begitu tersentuh hatinya untuk membantu sesama.
Bermula dari Bank Sampah, menjadi berkah sekaligus solusi ibu-ibu peduli di masa pandemi. Dana yang terkumpul dari berjualan barang bekas, Alhamdulillah bisa membantu warga yang terdampak Covid-19.
Pandemi yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 telah menyebarkan penyakit Coronavirus Disease (Covid-19), kian mengkhawatirkan. Pasalnya, berbagai kasus yang terjadi di Indonesia, kian lama kian meningkat. Mengakibatkan, banyak kegiatan yang terpaksa harus dihentikan.
Masalah ekonomi dan sosial menjadi prioritas dari sekian banyak bidang yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Permasalahan ini tidak hanya memerlukan solusi dari ranah global, regional, dan nasional, namun juga hingga ranah lokal. Bahkan juga komunitas kecil yang ada di sekitar lingkungan kita sehari-hari.
Bermula dari permasalahan inilah yang menginspirasi Komunitas Wanita dan Ibu-Ibu PAC LDII Ngaresrejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo menggagas, memberikan solusi untuk warga sekitarnya di masa pandemi Covid-19. Yaitu dengan membagikan dana sosial kepada keluarga yang terdampak Covid-19.
Wakil Ketua DPD LDII Kabupaten Sidoarjo, M. Fauzi, SH mengatakan, bantuan itu berupa paket sembako dan bantuan biaya pengobatan kepada warga Desa Ngaresrejo yang sedang sakit di masa pandemi Covid-19. “Dana ini diperoleh dari Bank Sampah yang dikelola oleh ibu-ibu LDII Ngaresrejo,” ujarnya saat mendampingi Wanhat PAC LDII Ngaresrejo yang menyerahkan bantuan sosial, Rabu (28/7/2021).
Penggalangan Dana melalui Bank Sampah.
Ide kegiatan sosial ini kali pertama dicetuskan oleh ibu-ibu warga PAC LDII Ngaresrejo pada bulan April 2021. Awalnya, kegiatan ini didapatkan saat pengajian, saat itu jamaah ibu-ibu mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap warga sekitar yang terkena dampak ekonomi karena merebaknya kasus Covid-19.
Permasalahan tersebut kemudian menjadi gagasan untuk memanfaatkan barang bekas/rongsokan dan minyak jelantah yang dijual untuk membantu warga yang terkena dampak pandemi. Termasuk warga yang sedang isolasi mandiri dan warga yang kurang mampu.
Ketua kegiatan, Sukino Yosodiputero mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini dilakukan sebulan sekali pada hari Minggu. Para anggota dan warga masyarakat yang bersedia untuk berpartisipasi mengumpulkan barang dan minyak bekas di depan musholla yang merupakan binaan PAC LDII Ngaresrejo.
“Bantuan sosial tidak hanya dihasilkan dari dana hasil penjualan barang dan minyak bekas, tetapi juga dari sedekah warga LDII Ngaresrejo. Dari keseluruhan hasil yang diakumulasi, dana yang didapatkan dari penjualan barang dan minyak bekas sebesar 60%. Sedangkan sisanya didapat dari dana sedekah warga LDII Ngaresrejo sebesar 40%,” kata Sukino, Sabtu (31/7/20121).
Warga penerima bantuan sosial akan mendapatkan bantuan berupa sembako dan uang untuk obat-obatan. Hal ini didasari atas pertimbangan kebutuhan yang berbeda untuk setiap warga masyarakat.
Dalam kegiatan ini, pengurus kegiatan juga tidak hanya langsung memberikan bantuan dana kepada beberapa orang. Akan tetapi mereka terlebih dulu melakukan pendataan melalui WhatsApp (WA) dan survei. Pendataan dimaksudkan untuk memastikan kesedian setiap keluarga dalam menerima bantuan.
Produktivitas dan Kemandirian selama Pandemi.
Salah satu koordinator kegiatan, Ny. Naily Irawati menambahkan bahwa selain ingin membantu warga yang terdampak saat pandemi dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), kegiatan ini juga bertujuan agar bisa memanfaatkan barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai sebagai bentuk kemandirian.
Sementara itu, Ny. Yulia Sukino, salah satu pengagas kegiatan juga menambahkan, “Walaupun kegiatan sebagai ibu rumah tangga cukup berat, tapi kami masih menyempatkan waktu untuk bisa membantu orang lain.”
Seluruh anggota kegiatan ini mengharapkan adanya bank sampah di setiap rumah warga, terutama warga LDII. Dengan demikian, diharapkan pula dapat lebih memudahkan penghimpunan barang dan minyak bekas, yang dananya dapat dialokasikan untuk berbagai macam kegiatan sosial.
PC (Pimpinan Cabang) LDII Sukodono, M. Iswanto sangat mengapresiasi bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan oleh PAC (Pimpinan Anak Cabang) LDII Ngareserejo dan berharap bahwa PAC lain di wilayah Sukodono dapat mencontoh kegiatan ini. Demikian pula dengan Ketua PAC LDII Ngaresrejo, H. Choirul Anam, sangat mendukung kegiatan yang dipelopori oleh ibu-ibu tersebut.
Selain itu, seluruh PAC di wilayah Sukodono juga telah melaksanakan bantuan sosial. Di antaranya berupa pembentukan Satgas Covid-19, yang membantu warga LDII yang terdampak Covid-19, dan juga membantu meringankan kewajiban pemerintah dalam menangani dampak Covid-19, khususnya di wilayah Kecamatan Sukodono.
Solusi Sosial untuk Bencana Nasional
Pandemi yang disebabkan oleh merebaknya kasus Covid-19 telah menjadi permasalahan dunia yang saat ini belum kunjung mereda. Permasalahan ini mendesak berbagai pihak untuk melakukan berbagai macam hal guna menanggulangi akar permasalahan yang ada, serta mendukung pihak yang sedang terdampak. Tanpa kita sadari, gerakan sosial dalam lingkup kecil menjadi salah satu kegiatan berpengaruh besar untuk masyarakat.
Pernyataan tersebut bukan tanpa sebab. Selama pandemi sebagian kegiatan yang biasa dilakukan oleh banyak orang terpaksa harus terhenti untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Tidak sedikit pula masyarakat yang mau tidak mau, memilih antara melaksanakan kegiatan atau tertular penyakit ini. Oleh karena itu, bantuan sekecil apa pun dapat memberikan pengaruh yang besar untuk para penerimanya. Disinilah letak strategis sumbangsih komunitas di sekitar kita.
Seperti visi ibu-ibu warga LDII Ngaresrejo, “semua orang berhak untuk dapat melaksanakan PPKM dan Isolasi mandiri dengan tenang. Namun hal ini tidak akan dapat terjadi apabila tidak ada uluran tangan yang dapat membantu mereka. Apabila seluruh kegiatan kita dibatasi, saudara kita yang kekurangan akan lebih sulit mendapatkan kebutuhan hidup mereka. Sehingga sebagai masyarakat madani, kita harus dapat saling membantu memberikan kehidupan yang lebih baik untuk warga masyarakat di sekitar kita”.
Meskipun pemerintah pusat telah berusaha keras untuk membantu seluruh lapisan masyarakat, namun pada masa yang seperti ini, pengaruh terbesar dan tercepat datang dari lingkungan kita sendiri. Menjadi insan yang peduli saat pandemi tidak lagi mempertanyakan efektivitas sebuah kebaikan, tetapi menyadari bahwa sekecil apa pun lingkup kedermawanan, dapat membantu seseorang dalam melanjutkan kehidupannya.