Mengenal KH. Noer Ali, Ulama Bekasi yang Disegani Masyarkat

——————–

Bekasi (20/11) – LDII Kota Bekasi menggelar webinar kebangsaan untuk menyambut Hari Pahlawan. Acara ini bertajuk Meneladani KH Noer Alie Sebagai Tokoh Pahlawan Bekasi untuk Bangkitkan Semangat Juang Generasi Penerus LDII. Acara berlangsung di Wisma Azizziyah Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, pada Sabtu (20/11/2021).

Acara ini dihadiri Walikota Bekasi, Rahmat Effendi, Cucu KH Noer Ali dan Ketua Pondok Putra Pesantren Atakwa Bekasi, KH. Husnul Akmal Mas’ud Lc. , Kepala Dina Sosial Kota Bekasi H. Ahmad Yani, Ketua FKUB H. Abdul Manan, Ketua PC NU Kota Bekasi H. Madinah, Camat Bekasi Selatan Ashari, ST. MM, Lurah Kayuringin Jaya Ricky Suhendar , Bimaspol dan Babinsa Kayuringin Jaya serta tokoh masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD LDII Kota Bekasi, H. Ary Widjanarko menyampaikan terima kasih para peserta yang bisa hadir baik secara luring maupun daring di 140 titik di seluruh wilayah Kota Bekasi. “Melalui webinar Kebangsaan bermaksud memberikan kontribusi sekecil apapun, salah satunya dari 8 bidang Kontribusi LDII untuk bangsa yaitu Wawasan Kebangsaan,” ujarnya.

Ary Widjanarko menambahkan, pendidikan sejarah untuk generasi muda harus terus dilanjutkan dan dilestarikan. “Sejarah harus terus menumbuhkan jiwa nasionalisme di tengah perkembangan teknologi yang sangat cepat. Salah satunya, meneladani perjuangan KH Noer Ali sebagai pahlawan nasional dari Bekasi. Ketua DPD LDII Bekasi mengatakan, keteladanan KH Noer Ali harus dibayar dengan kesungguhan generasi penerus LDII untuk berkontribusi dalam pembangunan khususnya di Kota Bekasi.

“Kami juga mengapresiasi bahwa Pemerintah Kota Bekasi mendapatkan penghargaan sebagai kota toleransi oleh Kementerian Agama. LDII akan terus ikut serta dalam penanganan Covid 19. Hal ini bertujuan supaya masyarakat dapat memulai aktivitas seperti sedia kala,” imbuh Ary.

Senada dengan Ary, Walikota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi menyampaikan, dengan webinar ini diharapkan generasi muda LDII belajar sejarah sebagai kota perjuangan di masa revolusi.

“Kota Bekasi dikenal melahirkan nama-nama pejuang kemerdekaan. Namun hanya sedikit bagi warga Bekasi, mungkin hanya kenal KH Noer Ali. Padahal ada juga Mayor Madmuin Hasibuan sebagai nama jalan terkenal di wilayah pusat kota,” ujar pria yang kerap disapa Bang Pepen.

KH Noer Ali memimpin laskar-laskar rakyat untuk bertempur merebut kemerdekaan, bahkan pernah menjadi Komandan Bataliyon Tentara Hizbullah Bekasi.

“Taktik hisbullah terus terkenang oleh anak dan cucu dan umat islam yang menghormatinya. Oleh karena itu, kita perlu menghargai jasa perjuangan pahlawan kita. Bersama KH Noer Ali, Mayor Hasibuan dan pejuang lainnya, kita harus meneladani dan mencontoh perjuangan mereka,” harapnya.

Rahmat Effendi mengatakan, cinta Tanah Air merupakan bagian dari iman dan implementasi perjuangan rakyat di masa kini. “Dengan cara meneladani jasa pahlawan, budaya lokal dan nusantara, menghargai antara suku bangsa itu sudah menjadi alat perjuangan di masa sekarang ini.

Tidak hanya itu, rasa toleransi terhadap sesama umat beragama, dan Kota Bekasi harus ditumbuhkan,” pesannya. Senada dengan Rahmat Effendi, KH Khusnul mengatakan, masyarakat Indonesia jangan sampai melupakan perjuangan para ulama dalam berjuang kemerdekaan Indonesia.

“Jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah atau disingkat Jasmerah adalah semboyan yang kerap diucapkan Soekarno. Namun, saya memiliki semboyan lain yakni jas hijau, jangan sekali-kali menghilangkan sejarah ulama,” ujar KH Khusnul.

KH Khusnul menceritakan, Sang Kakek setelah pulang dari Makkah pada tahun 1940, KH. Noer Ali mendirikan pesantren di kampung halamannya. “Hal ini bertujuan untuk memajukan umat dari keterbelakangan yang mereka alami. KH. Noer Ali berkeyakinan bahwa kemajuan umat tidak dapat dicapai kecuali hanya dengan Pendidikan,” ceritanya. “Saya sangat merasakan bagaimana kakek mendidik cucu nya, terutama dalam membaca Al Quran, Pendidikan adalah penting, ditambah peran orang tua dalam mendidik, megayomi dan membina. Ungkap KH Husnul,” imbuhnya.

KH. Noer Ali juga berkeinginan membentuk “kampung surga”. Yakni kampung yang anggota masyarakatnya mandiri secara ekonomi, dan secara agamis masyarakat bersandar kokoh kepada akidah, syariah dan akhlak, sekarang ini masih berdiri di ujung harapan dalam pembinaan umat islam.

Oleh: Arifin Rusdi (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *