Sinergi Pemberdayaan Perempuan, Pengurus LDII Audiensi ke Dinas Perempuan Yogyakarta
DIY (7/8). Pengurus Perempuan LDII DIY beraudiensi ke Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY pada Jumat, (28/7). Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin turut mendampingi audiensi yang diterima Bidang Kualitas Hidup Perempuan DP3AP2 DIY Rofiqoh Widiastuti. Pada kesempatan itu, Atus memperkenalkan pengurus Perempuan LDII DIY yang merupakan kelompok kerja (Pokja) Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPW LDII DIY.
“Pengukuhan pengurus Perempuan LDII DIY dilaksanakan di pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman dan dihadiri Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo pada Desember 2022 lalu,” ujar Atus. Ketua Perempuan LDII DIY Eli Rohaeti pada kesempatan tersebut juga memperkenalkan anggotanya yang turut mendampingi audiensi. Di antaranya sekretaris Ira Fatmawati dan Divisi Kesejahteraan Umi. “Pengurus Perempuan LDII DIY periode 2021-2026 saat ini diampu delapan orang terdiri dari ketua, wakil, sekretaris, bendahara, Divisi Pelatihan dan Ekonomi, Divisi Kesehatan, dan Divisi Kesejahteraan,” kata Prof. Eli.
Atus juga memaparkan delapan program pengabdian LDII untuk bangsa yaitu bidang kebangsaan, dakwah, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan, teknologi dan energi baru terbarukan. “Kami berharap antara LDII dengan DP3AP2 dapat bersinergi dalam melaksanakan program pengabdian tersebut,” harap Atus.
Delapan Program Pengabdian LDII yakni pada bidang kebangsaan, Prof. Eli mengungkapkan perempuan LDII terus mengupayakan pendidikan politik bagi perempuan. Kedua, bidang keagamaan, dakwah Islam merupakan hak setiap umat Islam, “Dengan demikian, perlu memberi perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat khususnya perempuan,” katanya. Ketiga, bidang pendidikan, Perempuan LDII akan terus membantu pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter “Profesional Religius”, yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia.
“LDII melaunching platform pendidikan yang diberi nama Pondok Karakter,” ujar Prof. Eli. Keempat, pada bidang kesehatan, LDII akan terus mendorong program program pemerintah dalam penggunaan obat herbal, berdampingan dengan penggunaan obat konvensional, sehingga obat herbal bukan sebagai komplementary atau pelengkap, melainkan menjadi obat yang memiliki khasiat tersendiri. Kelima, pada bidang energi baru dan terbarukan, LDII akan terus mendorong agar energi baru dan terbarukan ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan, mengingat potensinya yang sungguh sangat massif di Indonesia, dan hingga saat ini, masih kurang dioptimalkan.
Keenam, pada bidang perekonomian, LDII akan terus mendorong bahwa perekonomian seyogyanya disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan melalui pengembangan ekonomi syariah, yang lebih menekankan kerjasama, bukan melulu persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar. Ketujuh, pada bidang penggunaan teknologi digital yang di Indonesia sangat massif dewasa ini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka LDII akan terus mengupayakan agar penggunaan teknologi digital hendaknya lebih diarahkan pada hal-hal yang sifatnya produktif dan positif, bukan hanya pada yang konsumtif. Dengan demikian, sisi negatif dari teknologi digital ini dapat dieliminir.
Kedelapan, pada bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif seperti lahan gambut supaya diinovasi agar dapat menjadi lahan yang produktif, yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia. Mendengar pemaparan tersebut, Rofi menyampaikan DP3AP2 siap bersinergi dengan delapan program pengabdian LDII untuk bangsa. “Terima kasih kepada Perempuan LDII yang sudah membantu menyukseskan kegiatan pemberdayaan perempuan,” ujarnya.
Rofi menambahkan, ke depan, DP3Ap2 DIY akan melibatkan Perempuan LDII dalam berbagai kegiatan pemberdayaan perempuan di wilayah DIY. “Berkaitan dengan tahun politik, dalam waktu dekat Perempuan LDII kami libatkan dalam kegiatan sosialisasi pemberdayaan perempuan dengan tema Perempuan Penggerak Demokrasi,” pungkas Rofi.
Oleh: Uyun Kusuma (contributor) / Noni Mudjiani (editor)