Aggota DPR RI Ajak LDII Jabar Bangun Bangsa Melalui Berbagai Bidang
Bandung (2/11). Anggota DPR RI, Muhammad Farhan mengajak generasi muda untuk memberikan sumbangsih kepada bangsa dan negara. Sumbangsih ini bukan berarti semua harus menjadi pemimpin, namun bisa berkarya dan membantu pembangunan di Indonesia melalui berbagai bidang.
Ia mengatakan, Indonesia saat ini dipercaya menjadi Presidensi G-20 Tahun 2022, merupakan kelompok yang terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. Hal ini terwujud karena keyakinan bangsa Indonesia.
“Apapun latar belakangmu, ketika harus membaktikan kepada bangsa atau sumbangan fungsi sosial, maka kita harus siap. Keberadaan LDII juga mempunyai nilai sosial dan generasi mudanya berpotensi memimpin bangsa,” harapnya saat menjadi narasumber Pelatihan Kepemimpinan Organisasi DPW LDII Jawa Barat bagi pemuda dan pengurus organisasi, Minggu (31/10).
Lebih lanjut, Farhan mengatakan bahwa elemen bangsa, termasuk para pemuda harus bisa menghargai perbedaan. Walaupun isu rasisme, kesukuan serta tuduhan fitnah dan tindak kekerasan sering menghantui persatuan.
“Perbedaan ini menjadi sebuah kekayaan. Anda bayangkan apabila kita semua sama, alangkah membosankannya Indonesia. Karena kita tahu, sebeda apapun kita dengan saudara sebangsa kita, kita adalah satu, Indonesia,” ujar Tokoh Pemuda Jawa Barat ini.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ini berlangsung semi daring, dengan studio utama di Sekretariat DPW LDII Jabar, dan studio mini di 27 DPD LDII Kota/Kabupaten yang tersebar di 450 titik, atau sekitar 4.000-an peserta se-Jawa Barat.
Ketua DPW LDII Jabar, Dicky Harun, meminta agar para pemuda membekali diri sehingga memiliki kemampuan berorganisasi melalui penyatuan visi, misi, dan pikiran dengan anggota lain. Kegiatan berorganisasi ini secara legal formal diakui dan diperhitungkan. Para pemuda dan pengurus organisasi harus semangat berorganisasi dan menjadi pemimpin dalam rangka mengisi kemerdekaan dan pembangunan.
“Kami menyiapkan generasi muda yang siap mendukung Indonesia emas sebagai bonus demografi. Pemuda disiapkan untuk menjadi tulang punggung bangsa. Di era globalisasi ini, kita harus jadi pemain, pameran utama, jangan jadi penonton. Bekalnya berupa ilmu agama, ilmu pengetahuan, dan attitude, sehingga bisa menjadi generasi profesional religius,” jelasnya.
Sementara itu, Plt. Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora, Imam Gunawan mengatakan, pemuda mempunyai enam dimensi menguntungkan. Pertama, dimensi filosofis sebagai generasi dan pemimpin berikutnya. Kedua, dimensi demografis, dimana 24% dari jumlah penduduk Indonesia adalah para pemuda, usia 16-30 tahun. Ketiga, dimensi potensi berupa minat, talenta, kreativitas, inovasi dan penguasaan teknologi. Keempat, dimensi problematika berupa pengangguran, perilaku destruktif, dan partisipasi.
“Kelima, dimensi peran sebagai pelaku dan target perubahan. Keenam, dimensi lingkungan strategis dimana banyak tersedia sumber-sumber alam, berada dalam lingkungan global, banyak keunggulan daerah, dan berada dalam revolusi industri 4.0 menuju 5.0,” paparnya.
Selain Farhan dan Imam Gunawan, pelatihan ini juga menghadirkan narasumber Kabid Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Bakesbangpol Jawa Barat, Agus Komarudin, Kabid Kepemudaan Dispora Jabar Muhammad Nizar, Anggota Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP LDII Supriasto, Motivator sekaligus anggota Departemen Pelatihan dan Pendidikan Umum (PUP) DPP LDII Akmaludin Akbar, dan warga LDII peraih medali emas PON XX Papua cabor Pencak Silat, Eka Yulianto.