Yuk ke Jember, Panen Inspirasi Ekonomi Kreatif di Belantara Candradimuka

Jember (1/3). Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur dengan beragam potensi yang ciamik, baik dari segi sumber daya alam maupun manusianya. Tak jarang, keciamikan ini mengundang banyak perhatian dari khalayak umum yang penasaran untuk berkunjung, tak terkecuali tim Majalah Nuansa Persada.

Di sebuah pagi nan cerah, berbekal antusiasme dan semangat eksploratif, tim Majalah Nuansa Persada ditemani tim DPD LDII Jember berinisiatif untuk mengagendakan liputan secara langsung ke beberapa lokasi dengan potensi ekonomi mandiri di Kabupaten Jember.

Tempat yang pertama kali dikunjungi ialah PT. Mitratani Dua Tujuh yang berlokasi di Kelurahan Mangli. PT. Mitratani Dua Tujuh merupakan salah satu tempat di Kabupaten Jember yang eksis pada budidaya tanaman edamame sekaligus menjadi produsen edamame terbesar di dunia.

Edamame sendiri ialah salah satu jenis kedelai penuh khasiat yang menjadi salah satu komoditi unggulan Jember sejak 20 tahun silam. Kunjungan ini diawali dengan menemui para petani mandiri di perkebunan edamame yang bermitra dengan PT. Mitratani Dua Tujuh.

Dalam praktiknya, PT. Mitratani memberdayakan masyarakat lokal untuk mempelajari terkait budidaya edamame dengan mempertimbangkan potensi yang ada berupa lahan yang luas dan sumber daya manusia yang mumpuni. Ternyata, budidaya tanaman edamame tergolong susah susah gampang.

Dibutuhkan kejelian dan ketekunan mulai dari pencarian tempat lahan, cara pengairan, pemilihan kontur tanah dengan kandungan air tinggi, hingga pencarian pekerja atau petani. Adapun masa tanam edamame secara ideal membutuhkan kisaran waktu tujuh bulan untuk sekali panen.

Setiap masa panennya, para petani edamame akan memanen edamame segar yang telah berumur 72 hari untuk dikirim ke pasar cemilan lokal maupun diekspor ke luar negeri. Dalam setahun, Mitratani Dua Tujuh mampu mengekspor sebanyak kurang lebih 7.000 ton edamame ke berbagai negara di dunia. Keuntungan yang diraih dari hasil budidaya edamame bagi para petani mandiri pun termasuk besar.

Dalam sekali masa panen, keuntungan yang diraup dapat mencapai hingga puluhan juta rupiah. Di samping edamame, terdapat pula potensi khas Jember lainnya dari segi kerajinan yang berasal dari Desa Tutul, Kecamatan Balung. Desa Tutul merupakan salah satu bagian dari 132 desa produktif yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Desa produktif sendiri adalah program yang dicanangkan oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dominan sebuah desa sehingga menjadi penggerak utama potensi ekonomi desa.

Dalam kunjungan tersebut, diketahui bahwa dari total sekitar 9.989 warga di Desa Tutul, lebih dari 1.500 orang berprofesi sebagai pengrajin di desa tersebut. Desa ini memproduksi kerajinan berupa kerajinan tangan (handycraft) berbahan dasar kayu yang berkualitas tinggi. Selanjutnya, hasil kerajinan tersebut akan diperjualbelikan secara luas dengan nama brand resmi kayukayuku_id. Kayu yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan disesuaikan dengan permintaan konsumen.

Namun, dalam produksinya, jenis kayu yang biasa digunakan kebanyakan berasal dari limbah kayu mahoni dan limbah kayu jati. Ide soal pemanfaatan limbah kayu ini didasari atas kesadaran akan konsep industri yang ramah lingkungan dengan meninjau potensi Indonesia sebagai negara ketiga yang memiliki hutan terluas di dunia.

Kegiatan produksi di kayukayuku_id sudah dilakukan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan bantuan teknologi digital. Hasil jadi produk yaitu antara lain berupa piring, mangkuk, gelas, sendok, sumpit, hiasan dinding, tempat hand sanitizer, alat rokok, tasbih, dan sebagainya yang dibuat dengan apik, kreatif, dan menarik. Pemasaran dilakukan secara online dan offline, baik melalui pasar pusat kerajinan lokal maupun marketplace.

Fakta unik di balik industri ini ialah modal awalnya. Pada awal dimulainya bisnis ini, modal yang dikeluarkan hanyalah Rp.150.000,00, sedangkan kini seluruh produk besutan kayukayuku_id berhasil bersaing dan terbilang sukses bahkan hingga kancah internasional.

Terakhir, tim Majalah Nuansa Persada dan DPD LDII Jember berkesempatan untuk berkunjung ke Pondok Pesantren Al-Manshurin yang terletak di desa Andongsari, Kecamatan Ambulu. Pondok Pesantren Al-Manshurin merupakan salah satu dari 28 Pondok Pesantren di Kabupaten Jember yang menerima hibah paket ternak dari Dinas Perikanan Jawa Timur.

Hibah berupa paket ternak lele tersebut didapat melalui pelatihan dan bimbingan teknis secara langsung dari Dinas Perikanan Jawa Timur. Hibah tersebut diberikan dengan tujuan untuk menunjang perekonomian yang ada di pondok pesantren sekaligus menciptakan kemampuan kewirausahaan di kalangan santri. Hal tersebut tentu sejalan dengan program LDII dalam membentuk tri sukses pembinaan generasi penerus yaitu alim faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri.

Oleh: Imam S16WML Sidoarjo 10.10 (contributor) / FF (editor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *