Generasi Muda LDII Sleman Sabet Juara Favorit Kompetisi Film Pendek RESIK 2024
Sleman (14/7). Generasi muda LDII Sleman, Muhammad Hasan Fatahuddin Noor meraih Juara Favorit dalam kategori Film Pendek di kompetisi Redefining Solutions on Plastic Pollution Towards Integrated Policy and Knowledge (RESIK) 2024. Kompetisi ini merupakan bagian dari kampanye ‘Resik’ yang diluncurkan oleh LSM Dietplastik Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK RI), Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), serta didukung oleh Kedutaan Besar Kanada di Indonesia.
Kompetisi RESIK bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya dalam penanganan sampah laut. Hasan, alumni Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada yang mendalami bidang Instrumentasi dan Kontrol serta Energi Baru dan Terbarukan, merasa tertarik untuk berpartisipasi karena tema kompetisi yang sangat relevan dengan situasi lingkungan saat ini.
“Tema yang diangkat sangat menarik dan meminta peserta menggali ide kreatif tentang berbagai cara penanganan plastik, mulai dari pengurangan sampah plastik hingga edukasi masyarakat tentang mikroplastik. Kebetulan, Jogja juga sedang marak masalah sampah, jadi ini sekaligus menjadi kesempatan untuk menyampaikan pesan edukatif melalui karya kami,” kata Hasan.
Penghargaan RESIK Competition 2024 yang berlangsung di Jakarta dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Direktur Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti Ansjar, UNDP Resident Representative in Indonesia Norimasa Shimomura, Duta Besar Kanada untuk RI H.E. Jess Dutton, dan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati.
“Alhamdulillah sangat berkesan, tidak menyangka acaranya begitu besar dan megah. Kehadiran tamu-tamu penting menunjukkan betapa seriusnya Indonesia dalam menanggapi permasalahan plastik yang semakin merajalela. Keseriusan ini perlu dicontoh oleh semua lini masyarakat untuk mulai membuka mata terhadap lingkungan,” ujar Hasan.
Bersama dengan Ajeng Ayu Wulaningtyas dan Farihin Salman Al Farizi, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Hasan menceritakan perjuangannya dalam membuat video yang berjudul “Retry”. Mereka harus menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan peralatan hingga manajemen waktu yang ketat karena kesibukan masing-masing.
“Karena kami juga belum ekspert, masih banyak kekurangan, termasuk kamera yang kami gunakan pun kami pinjam. Prosesnya melibatkan perencanaan, pengambilan video, rekaman suara, dan pengeditan yang semuanya harus dilakukan dengan baik. Total orang yang terlibat dalam pembuatan film ini ada enam, termasuk bapak ibu yang bersedia menyediakan tempat untuk pengambilan gambar,” jelas Hasan.
Film pendek “Retry” menceritakan tentang seorang anak yang acuh terhadap lingkungan dan suka bermain game. Anak ini digambarkan sering menggunakan plastik sekali pakai dan tidak peduli dengan acara yang mendukung less waste. Suatu malam, anak tersebut bermimpi terbangun di masa depan di mana sampah plastik telah menyebabkan bencana lingkungan.
“Orang-orang makan dan minum sampah plastik, dan gunung sampah ada di mana-mana. Ketika terbangun kembali di masa lalu, anak tersebut sadar bahwa hidup ini tidak seperti game yang bisa diulang dari awal saat gagal. Sejak itu, dia mulai peduli dengan sampah untuk mencegah bencana lingkungan terjadi,” ungkapnya.
Pesan dalam film ini, lanjut Hasan, adalah bahwa manusia hanya memiliki satu kesempatan untuk menjaga bumi, “Ketika bumi sudah rusak karena penggunaan sampah yang sembarangan, akan sangat sulit mengembalikannya seperti semula. Mulailah menjaga lingkungan dari sekarang, sebelum bumi terlanjur rusak,” kata Hasan.
Hasan yang saat ini bertugas sebagai mubaligh di PAC LDII Sendangtirto, Berbah, Sleman, menegaskan pentingnya kesadaran lingkungan bagi setiap individu, “Dalam menyikapi lingkungan, kita tidak seperti dalam dunia game yang ketika gagal bisa mengulang dari awal. Kesempatan kita hanya sekali. Mari kita mulai dari diri sendiri untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ajaknya.
Dengan prestasi ini, Hasan berharap semakin banyak generasi muda yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. “Bumi yang kita tinggali ini cuma satu. Jika kita gagal menjaga lingkungan, tidak ada bumi lain yang bisa kita tinggali. Cegah kerusakan lingkungan dari diri kita sebelum semuanya terlambat,” pesan Hasan. (FWI/LINES)
Oleh: Uyun Kusuma (contributor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng