Konsolidasi Persinas ASAD Tekankan Latihan Rutin, Penerapan 29 Karakter Luhur, dan Etika Bermedia Sosial

Manokwari (27/12). Ketua Pengurus Provinsi Perguruan Silat Nasional (Persinas) ASAD Papua Barat bersama jajaran mengikuti kegiatan Konsolidasi Organisasi Persinas ASAD yang digelar secara hybrid pada Ahad (28/9) atau bertepatan dengan 6 Rabiul Akhir 1447 H.
Konsolidasi organisasi ini diikuti lebih dari 1.900 peserta dari sekitar 300 titik studio yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari tingkat pengurus provinsi, kabupaten, kota, pondok pesantren, hingga perwakilan luar negeri, di antaranya Australia, Amerika Serikat, dan Suriname.
Ketua Pengprov Persinas ASAD Papua Barat, Dwijo Sasono, menjelaskan bahwa pelaksanaan konsolidasi secara hybrid dilakukan karena luasnya jangkauan organisasi hingga ke luar negeri. Menurutnya, metode ini dinilai efektif untuk mempercepat penyampaian informasi sekaligus lebih efisien dari sisi pembiayaan.
“Dengan sistem hybrid, informasi dapat segera tersampaikan kepada seluruh jajaran, baik di dalam maupun luar negeri, serta lebih hemat biaya,” jelas Dwijo.
Menindaklanjuti arahan Ketua Umum Persinas ASAD Brigjen (Purn) Agus Susarso dan Sekretaris Umum Kayat Sukayat, Dwijo menegaskan kesiapan Pengprov Papua Barat untuk melaksanakan sejumlah instruksi organisasi. Di antaranya adalah penerapan 29 karakter luhur bagi seluruh warga Persinas ASAD serta pelaksanaan latihan rutin secara berjenjang dan berkala di seluruh wilayah Papua Barat, disertai pendataan kehadiran peserta latihan.
“Pengprov Papua Barat siap menindaklanjuti arahan tersebut, khususnya dalam penerapan 29 karakter luhur dan pelaksanaan latihan rutin yang terprogram dan terdata,” tegasnya.
Dalam konsolidasi tersebut, materi lain juga disampaikan oleh Abdul Soleh dari Departemen Promosi dan Pemasaran PB Persinas ASAD. Ia menekankan pentingnya etika dan kebijaksanaan dalam bermedia sosial. Menurutnya, warga Persinas ASAD harus mampu menyaring informasi sebelum membagikannya, menghindari konten provokatif, serta menggunakan bahasa yang santun sesuai dengan karakter seorang pendekar.
“Media sosial ibarat pisau bermata dua, bisa berdampak positif maupun negatif. Karena itu, setiap informasi harus disaring dengan bijak sebelum dibagikan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa informasi yang diunggah oleh PB Persinas ASAD dapat diakses oleh publik, sehingga warga diminta lebih berhati-hati dalam menyikapi dan menyebarkan berita. Abdul Soleh menegaskan bahwa berita negatif sering kali lebih menarik perhatian, sehingga diperlukan sikap kritis dan tanggung jawab dalam bermedia sosial.
Melalui konsolidasi ini, Persinas ASAD berharap seluruh jajaran semakin solid dalam berorganisasi, konsisten berlatih, berakhlak luhur, serta mampu menjadi teladan dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk di ruang digital.
Oleh: Agus Irawan (contributor) / Riska Sabilah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng
