Temui LDII Kalbar, FKUB DKI Jakarta Pelajari Strategi Menjaga Kerukunan

Pontianak (7/9). Rombongan Forum Kerukunan umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta bertemu jajaran DPW LDII Kalbar. Lawatan ke Kalbar ini dilakukan untuk mempelajari strategi menjaga kerukunan baik pemerintah dan peran ormas. Ketua DPW LDII Kalbar Susanto dalam kesempatan itu mengaku senang mendapat kunjungan dari tokoh-tokoh dari Ibukota.

“Kami siap menjaga kerukunan baik intern ataupun antar umat beragama sehingga secara organisatoris LDII menempatkan program kebangsaan sebagai pengabdian utama LDII untuk bangsa,” tegasnya saat menerima kunjungan FKUB DKI Jakarta di Aula Rumah Dinas Walikota Pontianak, 31/8.

Susanto mengakui, soal kebangsaan saat ini menghadapi tantangan yang cukup berat. Padahal kerukunan bakal menjadi penentu kelancaran aktivitas sosial ekonomi masyarakat. “Tantangan kebangsaan era sekarang cukup berat, karena banyak pihak yang menginginkan kedamaian negeri ini terganggu. Di sinilah LDII terpanggil untuk mengambil peran, secara konstruktif dan kontributif,” ujar dia.

Bentuk kontribusi LDII dalam merawat kerukunan di Kalbar yakni turut membumikan nilai-nilai Pancasila. “Pancasila bagi LDII bukan konsep yang sekedar dipahami, tetapi wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga toleransi, kerjasama dan kolaborasi seluruh anak bangsa bisa tercipta,” tegas Susanto lagi.

Ia pun menjelaskan pemikiran LDII tentang Pancasila dalam kontruksi Ke-indonesia-an bahwa sila pertama merupakan pondasi dari seluruh sila yang ada. Diungkapkannya, LDII menempatkan sila pertama sebagai pondasi yang akan memperkokoh sila-sila yang lain.

“Maka ketika pemeluk agama dengan landasan kemanusiaan, dan semangat gotong royong serta musyawarah untuk mufakat dengan capaian keadilan sosial harus tetap berada di dalam bingkai Persatuan Indonesia. Di sinilah sila ketiga menjadi bingkainya,” beber dia.

Sementara Walikota Pontianak Edi R Kamtono menilai warganya sangat toleran. Indikasinya, konflik bernuansa SARA dalam dua dasawarsa terakhir tidak lagi terjadi di Pontianak. Kemajemukan warga Pontianak mampu dirawat sehingga kerukunan juga terjalin.

“Budaya saling menghargai di Kota Pontianak sudah berjalan sejak dulu, dan turun temurun. Maka interaksi antar warga tanpa mengenal suku dan agama bisa ditemukan di warung kopi,” jelasnya.

Pemkot Pontianak, menurutnya, juga ikut memfasilitasi setiap kegiatan perayaan keagamaan. “Seluruh kegiatan perayaan hari besar keagamaan, Pemkot juga hadir dengan memfasilitasi kegiatan. Artinya enam agama yang diakui pemerintah juga ikut diayomi,” kata Edi Kamtono.

Selain itu, menambah ruang terbuka hijau juga memberikan dampak positif bagi terbinanya kerukunan umat beragama. “Tersedianya ruang terbuka hijau memicu peningkatan interaksi warga, karena di lokasi itulah banyak yang datang akhirnya bisa saling sapa, ” ungkapnya.

Dalam lawatan di Pontianak, FKUB DKI Jakarta dipimpin Wakil Ketua FKUB, KH. Sulaiman Rochimin, dan silaturahmi dengan DPW LDII Kalbar difasilitasi oleh Pemkot Pontianak. Tampak perwakilan Forkopimda Provinsi Kalbar, FKUB Provinsi dan Kota Pontianak, MUI dan Kementerian Agama Kota Pontianak.

 

Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / Faqihu Sholih (editor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *