LDII Kotawaringin Timur Bekali Guru Mengaji Ilmu Pedagogik

Kotawaringin Timur (29/2). DPD LDII Kotawaringin Timur (Kotim) membekali guru mengaji ilmu pedagogik. Acara itu dihelat di Aula Kantor DPD LDII Kotim, Kalimantan Tengah, pada Sabtu (24/2).

Ketua DPD LDII Kotim, Dasuki mengungkapkan, program itu bertujuan meningkatkan kualitas dan kompetensi guru mengaji. “Harus terus belajar dan mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya.

Praktisi Pendidikan, Dwi Endah Fitriastuti menjelaskan, pedagogik merupakan ilmu atau seni menuntun budi pekerti anak. “Memahkotai dunia anak dengan cahaya ilmu,” jelas Kepala SDN 4 Sawahan tersebut.

Ia melanjutkan, kompetensi pedagogik meliputi kemampuan mengelola pembelajaran dan pemahaman karakteristik peserta didik. “Melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk mengembangkan potensi peserta didik,” imbuh Dwi.

Untuk itu, melalui ilmu pedagogik, guru mengaji diharapkan dapat mengajar dengan efektif dan menyenangkan. “Tidak hanya ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter dan ahklak peserta didik,” jelas Dwi.

Implementasinya, guru mengaji harus mengetahui cara-cara yang tepat untuk menarik perhatian peserta didik. “Selanjutnya memotivasi, memberikan umpan balik, dan mengevaluasi peserta didik,” kata Dwi.

Dwi menambahkan, perilaku dan kepribadian manusia terbentuk dari pengalaman dan lingkungan. “Maka guru mengaji harus mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman,” pungkasnya.

Sementara itu, narasumber selanjutnya, Mulia membeberkan tips membimbing perilaku anak di rumah. “Dimulai dengan memahami diri dan lingkungan. Strategi pencegahan dan penanganan anak dari berbagai masalah, serta pengembangan potensi diri anak,” urainya.

Selain itu, Mulia mengupas fenomena toxic parents. Yakni, orangtua yang tidak menghormati dan memperlakukan anak dengan baik. “Mereka berdalih, yang dilakukan semata karena kasih sayang. Pola asuk toxic bisa menyebabkan anak mengalami trauma, stres, dan depresi,” jelasnya.

Untuk itu, ia menyarankan orangtua bersikap positif, sabar, bijak, dan penyayang. “Memberikan perhatian, dukungan, dan pendampingan. Dengan menjadi teladan dan sahabat bagi anak,” tutup Mulia di hadapan 32 peserta. (Prijo Sedjati).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *